Materi

Sunday, 13 January 2019

Suhu




SUHU
Jika kita membahas tentang suhu suatu benda, tentu terkait erat dengan panas atau dinginnya benda tersebut. Dengan alat perasa, kita dapat membedakan benda yang panas, hangat atau dingin.
Secara sederhana suhu didefinisikan sebagai derajad panas dinginnya suatu benda. Ada beberapa sifat benda yang berubah apabila benda itu dipanaskan, antara lain adalah warnanya, volumnya, tekanannya dan daya hantar listriknya. Sifat-sifat benda yang berubah karena dipanaskan disebut sifat termometrik.
Suhu termasuk besaran pokok dalam fisika yang dalam S.I. bersatuan Kelvin.

Alat Ukur Suhu
Untuk menyatakan suhu suatu benda secara kuantitatif diperlukan alat ukur yang disebut termometer.
Ada beberapa termometer yang menggunakan sifat perubahan volum karena pemanasan, antara lain: Celcius, Reamur, Fahrenheit dan Kelvin. Masing-masing termometer tersebut mempunyai ketentuan ketentuan tertentu dalam menetapkan nilai titik didih air dan titik beku air pada tekanan 1 atm.



Dari ketentuan tersebut diperoleh perbandingan skala dari keempat termometer tersebut sebagai berikut:

Hubungan antara termometer Celcius dan Kelvin secara khusus dapat dinyatakan:
 
Secara umum hubungan termometer yang satu dengan yang lain adalah sebagai berikut:







PEMUAIAN
Pemuaian merupakan gerakan atom penyusun benda karena mengalami pemanasan. Makin panas suhu suatu benda, makin cepat getaran antara tom yang menyebar ke segala arah. Karena adanya getaran atom inilah yang menjadikan benda tersebut memuai ke segala arah.
Pemuaian dapat dialami zat padat, cair, dan gas.

1. Pemuaian Zat Padat
a.       Pemuaian Panjang
Pemuaian panjang disebut juga dengan pemuaian linier.
Berdaasar percobaan Musschenbroek, dimana dari hasil percobaannya disimpulkan bahwa pertambahan panjang, zat padat yang dipanasi sebanding dengan panjang mula-mula, sebanding dengan kenaikan suhu dan tergantung pada jenis zat padat. Untuk membedakan sifat muai berbagai zat digunakan konsep koefisien muai.
Koefisien muai panjang atau koefisien muai linier dapat didefinisikan sebagai perbandingan antara pertambahan panjang zat dengan panjang mula-mula zat, untuk tiap kenaikan suhu sebesar satu satuan suhu. Jika koefisien muai panjang dilambangkan dengan α dan pertambahan panjang ΔL, panjang mula-mula Lo dan perubahan suhu ΔT maka koefisien muai panjang dapat dinyatakan dengan persamaan:


sehingga satuan dari α adalah 1/K atau K⎻¹

 


b.      Pemuaian Luas
Jika zat padat tersebut mempunyai 2 dimensi (panjang dan lebar), kemudian dipanasi tentu baik panjang maupun lebarnya mengalami pemuaian atau dengan kata lain luas zat padat tersebut mengalami pemuaian. Koefisien muai pada pemuaian luas ini disebut dengan koefisien muai luas yang diberi lambang β.
Analog dengan pemuaian panjang, maka jika luas mula-mula Ao, pertambahan luas ΔA dan perubahan suhu ΔT, maka koefisien muai luas dapat dinyatakan dengan persamaan:


Berdasarkan penurunan persamaan pemuaian luas, diperoleh nilai β = 2α.

c.       Pemuaian Volum
Zat padat yang mempunyai bentuk ruang, jika dipanaskan mengalami pemuaian volum. Koefisien pemuaian pada pemuaian volum ini disebut dengan koefisien muai volum atau koefisien muai ruang yang diberi lambang 𝛾.
Jika volum mula-mula Vo, pertambahan volum  ΔV dan perubahan suhu ΔT, maka koefisien muai volum dapat dinyatakan dengan persamaan:






2. Pemuaian Zat Cair
Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan bahwa pada umumnya setiap zat memuai jika dipanaskan, kecuali air jika dipanaskan dari 0℃ sampai 4℃, menyusut. Sifat keanehan air seperti itu disebut anomali air.



Karena pada zat cair hanya mengalami pemuaian volum, maka pada pemuaian zat cair hanya diperoleh persamaan:





3. Pemuaian Gas
Jika gas dipanaskan, maka dapat mengalami pemuaian volum dan dapat juga terjadi pemuaian tekanan. Dengan demikian pada pemuaian gas terdapat beberapa persamaan, sesuai dengan proses pemanasannya.

a.       Pemuaian volum pada tekanan tetap (Isobarik)
Pada tekanan tetap, volum gas sebanding dengan suhu mutlak gas itu. Pernyataan itu disebut hukum Gay-Lussac . Secara matematik dapat dinyatakan:


b.      Pemuaian tekanan gas pada volum tetap (Isokhorik)
Pada volum tetap tekanan gas sebanding dengan suhu mutlak gas. Pernyataan itu disebut juga dengan hukum Gay-Lussac. Secara matematik dapat dinyatakan:


c.       Pemuaian volum gas pada suhu tetap (Isotermis)
pada suhu tetap, tekanan gas berbanding terbalik dengan volum gas. Pernyataan itu disebut hukum Boyle. Salah satu penerapan hukum Boyle yaitu pada pompa sepeda. Dari hukum Boyle tersebut diperoleh:

 


Jika pada proses pemuaian gas terjadi dengan tekanan berubah, volum berubah dan suhu berubah maka dapat diselesaikan dengan persamaan hukum Boyle - Gay Lussac, dimana:




No comments:

Post a Comment

Perpindahan Kalor

Pada penjelasan sebelumnya telah dibahas bahwa kalor merupakan suatu bentuk energi yang dapat berpindah karena ada perbedaan suhu. Perpind...